A. Kerjasama
Internasional
Bentuk Kerjasama Internasional
1.
Bilateral: Kerjasama antar negara, misalnya perjanjian dagang antara
Indonesia dan Korea Selatan.
2.
Regional: Kerjasama antar beberapa negara pada kawasan tertentu, misalnya
ASEAN.
3.
Multilateral: Kerjasama yang dilakukan oleh beberapa negara di dunia. Misalnya
perdagangan bebas CAFTA (China Asean Free Trade Area) dan organisasi
minyak dunia (OPEC)
Manfaat Kerjasama Internasional
1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
2. Mempercepat pembangunan dalam negeri
3. Efektivitas dan efisiensi kegiatan ekonomi
4. Menjalin hubungan dengan negara lain
5. Perkembangan dan kemajuan IPTEK
B. Perdagangan Internasional
Pengertian
Perdagangan internasional merupakan proses tukar
menukar barang atau jasa antarnegara.
Faktor Pendorong
1.
Perbedaan sumber daya yang dimiliki
2.
Perbedaan teknologi dan biaya produksi.
3.
Perbedaan sosial budaya
4.
Perbedaan selera
5.
Perbedaan iklim
Dampak Positif
1.
Setiap negara mendapatkan keuntungan dari spesialisasi produksi.
2.
Tercukupinya kebutuhan dalam negeri.
3.
Memperluas wilayah untuk memasarkan produk.
4.
Mendorong pertumbuhan ekonomi.
5.
Mendorong kemajuan IPTEK.
6.
Memperluas lapangan kerja.
7.
Mempererat hubungan antarnegara.
Dampak Negatif
1.
Ketergantungan ekonomi dengan negara lain.
2.
Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan gulung tikar.
3.
Naiknya impor yang berdampak pada defisit neraca perdagangan.
4.
Persaingan tidak sehat karena pengaruh perdagangan bebas.
Teori Perdagangan Internasional
1. Teori Keunggulan Mutlak (Adam Smith)
a. Keuntungan diperoleh dari spesialisasi.
b. Dua negara saling unggul di salah satu produk.
c. Kebijakan laissez-faire atau peran penting
sektor swasta.
d. Meminimalisir intervensi pemerintah.
e. Kelemahan teori keunggulan mutlak adalah tidak membahas jika
satu negara unggul dalam 2 komoditi yang diperdagangkan.
f. Berikut merupakan ilustrasi keunggulan mutlak perdagangan
antara Indonesia dan India.
Negara |
Baju |
TV |
Nilai Tukar dalam Negeri |
Indonesia |
150 |
100 |
1{,}5\space\text{baju}=1\space\text{TV}1,5 baju=1 TV |
India |
180 |
160 |
1\space\text{baju}=2\space\text{TV}1 baju=2 TV |
Berdasarkan tabel di atas Indonesia Indonesia unggul dalam
memproduksi baju dan India unggul dalam memproduksi TV.
2. Keunggulan Komparatif (David Ricardo)
a. Teori ini memperbaiki kelemahan teori keunggulan mutlak.
b. Perdagangan tetap dapat dilakukan meskipun salah satu negara
kurang efisien dalam memproduksi 2 komoditi yang diperdagangkan.
c. Konsep berlaku jika salah satu negara telah unggul di satu
komoditi, maka negara lain harus dianggap unggul di komoditi lainnya.
d. Keuntungan dilihat dari membandingkan dasar nilai tukar dalam
negeri dan luar negeri.
e. Berikut adalah ilustrasi keunggulan komparatif perdagangan
antara Indonesia dan Jepang.
Negara |
Motor |
TV |
Nilai Tukar dalam Negeri |
Indonesia |
75 |
100 |
0{,}75
\space\text{motor} = 1{,}33 \space \text{TV}0,75 motor=1,33 TV |
Jepang |
150 |
120 |
1{,}25
\space\text{motor} = 0{,}8 \space \text{TV}1,25 motor=0,8 TV |
Dari tabel di atas dapat disimpulkan:
1) Indonesia lebih baik memproduksi TV dengan keuntungan 1{,}25 \space \text{motor} - 0{,}75 \space \text{motor} =0{,}5
\space \text{motor}1,25 motor−0,75 motor=0,5 motor
2) Jepang lebih baik memproduksi motor dengan keuntungan 1{,}33 \space \text{TV} - 0{,}8 \space \text{TV} =0{,}53 \space
\text{TV}1,33 TV−0,8 TV=0,53 TV
Kebijakan Perdagangan Internasional
Adanya dampak negatif perdagangan internasional, diperlukan
kebijakan yang dapat melindungi pelaku usaha dalam negeri.
1.
Tarif: Penerapan
tarif tinggi untuk impor barang tertentu, terutama barang yang banyak
diproduksi dalam negeri. Sebaliknya, penerapan tarif rendah untuk mendorong
ekspor.
2.
Kuota impor: Pembatasan jumlah barang yang masuk dalam periode tertentu.
3.
Subsidi: Subsidi
ini diberikan pada perusahaan dalam negeri agar harga produknya dapat bersaing.
4.
Hambatan Nontarif: Pemerintah memberikan standar tertentu pada produk impor yang akan
masuk ke dalam negeri. Contoh: penerapan SNI untuk barang impor ke Indonesia.
5.
Dumping: Menjual
barang lebih murah di luar negeri dibandingkan dengan dalam negeri. Tujuannya,
untuk menguasai pasar luar negeri dan surplus neraca perdagangan.
C. Pembayaran Internasional
Cara Pembayaran Perdagangan Internasional
1.
Pembayaran tunai (Cash Payment): Pembayaran secara langsung antara eksportir dan
importir.
2.
Wesel (Bill of Exchange): Surat tagih dari bank yang memberikan perintah
pada bank luar negeri untuk melakukan pembayaran.
3.
Letter of Credit (L/C): Fasilitas yang dikeluarkan bank untuk menjamin
pembayaran dengan memberikan kredit atas transaksi ekspor impor.
Macam-macam Kurs
1. Kurs Tetap
Bank sentral secara aktif menstabilkan nilai kurs saat terjadi
apresiasi dan depresiasi.
2. Kurs Mengambang
Nilai tukar ditentukan oleh interaksi permintaan dan penawaran.
a. Mengambang bebas: intervensi bank sentral tidak wajib.
b. Mengambang terkendali: terdapat peran dari bank sentral.
3. Kurs Alternatif
Kurs yang menggantungkan diri pada nilai mata uang suatu negara.
Biasanya negara yang dijadikan acuan adalah negara yang memiliki perekonomian
stabil.
Pertukaran Nilai Mata Uang
Kurs yang perlu diperhatikan:
1. Kurs beli digunakan saat bank membeli dolar.
2. Kurs jual digunakan saat bank menjual dolar.
3. Kurs tengah merupakan rata-rata dari kurs jual
dan kurs beli
Pertukaran mata uang dapat dilakukan di bank maupun money
changer dengan penghitungan sebagai berikut:
Pertukaran Mata Uang |
Penghitungan |
Rupiah ke mata uang asing |
Rupiah: kurs jual |
Mata uang asing ke rupiah |
Mata uang asing x kurs beli |
D. Neraca Pembayaran
Pengertian
Neraca pembayaran adalah pencatatan transaksi
ekonomi internasional antara suatu negara dan dunia secara sistematis dalam
periode tertentu.
Komponen neraca pembayaran:
1. Transaksi Berjalan (Current Account)
a. Neraca Perdagangan
Neraca perdagangan merupakan pencatatan total ekspor dan total
impor pada suatu negara dalam periode tertentu.
1) Neraca perdagangan positif: Terjadi ketika ekspor lebih
besar dibandingkan impor.
2) Neraca perdagangan negatif: Terjadi ketika ekspor lebih
kecil dibandingkan impor.
b. Jasa
c. Hibah
2. Transaksi Modal (Capital Account)
a. Utang
b. Investasi: 1) Bantuan modal, 2)
Portofolio, 3) Foreign Direct Investment (FDI)
3. Lalu Lintas Moneter (Monetary Account)
a. Devisa
b. Transfer gaji
Surplus dan Defisit Neraca Pembayaran
1.
Defisit neraca pembayaran menyebabkan depresiasi atau penurunan nilai tukar rupiah
terhadap dolar. Pada kondisi ini akan memberikan dampak positif pada eksportir,
karena keuntungan meningkat.
2.
Surplus neraca pembayaran menyebabkan apresiasi atau kenaikan nilai tukar rupiah
terhadap dolar.
Manfaat Neraca Pembayaran
1.
Mengetahui transaksi ekonomi dan perdagangan suatu negara
2.
Mengetahui perubahan cadangan devisa suatu negara
3.
Mengetahui posisi keuangan suatu negara secara internasional.
4.
Sebagai salah satu indikator dalam hubungan internasional
Komentar
Posting Komentar